Tuesday 19 May 2015

SADAR AKAN PROCRASTINATION (1)


Sumber gambar : http://www.intentsocial.com/
We tell ourselves we are busy, but in fact, we are spending hours surfing online, watching reruns, or creating "make work" for ourselves, while the real work goes ignored.
Hei, pasti kamu memiliki hal penting yang harus dikerjakan saat ini, mengerjakan tugas kuliah, membuat laporan praktikum, membaca paper, belajar untuk persiapan UAS, atau mulai mengerjakan skripsi yang udah lama gak tersentuh, nah lantas, mengapa sekarang kamu masih membaca artikel ini?. Ya udah jangan tutup tab browser mu untuk saat ini, selesaikan membaca artikel yang saya tulis ini dulu ya, jangan tergesa-gesa, santai dan jangan hanya membaca tulisan bercetak tebal. Baca dengan kritis.

Udah pernah dengar kata Procrastination?, procrastination adalah menunda sesuatu yang harus dilakukan, karena kamu sedang gak mau melakukannya, sedang gak mood, sedang gak termotivasi. Contohnya ya seperti diatas, dimana kamu kita menunda untuk mengerjakan tugas-tugas kita dengan mengerjakan sesuatu yang sebenarnya gak penting, namun terasa penting, atau "dipentingkan", sembari menunggu hati dan jiwa ini termotivasi dengan sendirinya.

Apakah kamu pernah melakukannya?, wah sama, aku juga, jangan-jangan kita jodoh. Lupakan. Nah, yang mau saya katakan adalah, anda tidak sendiri, saya dan hampir semua dari teman-teman saya juga melakukan hal tersebut, seorang procrastinator. Dan bukan hanya di Indonesia, itu juga terjadi di luar negeri, Trust me, i did so much researches about this, because i am expert in procrastinating. Deadliner merupakan salah satu contoh real dari procrastination. Saya sendiri sebagai seorang anak teknik mengakui kalau saya seorang deadliner, dan bergaul dengan orang-orang dengan jenis yang sama, jenis deadliner maksudnya. Ketika h-1 pengumpulan tugas besar misalnya, maka pada pukul 02:00 paginya, akan banyak sekali titik-titik warna hijau berderet di sebelah kanan halaman facebook saya, ya mereka pastinya teman-teman kampus saya yang baru mengerjakan tugas. Beberapa akan ngechat "Masih bangun aja ben? sama, semangat!" atau ada juga yang ngechat seperti ini "Bro, tugansya apa sih? dikumpul besok ya?". (Ga ngerti lagi balasnya mau gimana)
Dan satu per satu status seperti dibawah ini akan memenuhi timeline di Line.

Proud to be a deadliner

Mengerjakan sesuatu menjelang deadline itu sesuatu banget, bisa berpikir lebih cepat

14 jam tanpa tidur bro!!

Minum kopi 3 gelas, sambil dengarin musik dubstep volume full demi tugas ini

Procrastinator? No, I jus wait until the last second to do my work because I will be older, therefore wiser.

Pernah lihat status-status sejenis seperti diatas? kalau pernah berarti kita udah temenan di line, karena itu semua status-status yang pernah saya tulis. 

Mengapa kita menjadi seorang Procrastinator, karena lingkungan mendukung kita dengan luar biasa, karena teman-teman kita juga seperti itu, itu semua sudah menjadi hal yang wajar. Tetapi penyebab utamanya bukanlah lingkungan, tetapi diri sendiri. Nanti kita akan coba bahas bersama. Tapi sebelum itu coba lihat video ini, biar kamu percaya kalau kamu gak sendiri. Tonton sampai habis ya.



Sebelumnya, bersabarlah sejenak untuk membaca sedikit mengenai kehidupan saya. Seperti yang saya sebutkan di awal, saya merupakan seorang procrastinator professional. Saya pernah beberapa kali sering setiap hari menghabiskan waktu berjam-jam di depan laptop secara tidak sadar, sebenarnya saya memiliki tugas yang harus diselesaikan, tetapi sebelum itu seperti biasanya saya mau berselancar di dunia maya beberapa menit sebelum mulai mengerjakan tugas, salah satu yang saya lakukan adalah melaksanakan pekerjaan sosial, yaitu memperhatikan kehidupan teman-teman saya melalui media sosial. Atau secara mendadak tertarik terhadap sesuatu hal yang baru terpikirkan di saat-saat seperti ini, contohnya ingin menjadi seorang photographer, oleh sebab itu harus mencari harga kamera, mencari kelebihan dan kekurangan kamera tersebut, melihat tutorial menggunakan kamera di google. Atau ketika bosan dengan google, pindah ke youtube, untuk melihat video prank gokil, fail compilation video, running man funny compilation, product unboxing, how to do bla bla bla, atau  karokean di depan youtube dengan ratusan cover lagu yang tersedia. Atau kalau sudah kehabisan bahan, kurang kerjaan membaca satu per satu komen di youtube. Oh ya saya lupa, yang menjadi favorite saya adalah nonton ulang film di laptop yang sudah pernah di tonton puluhan kali.

Kemudian tersadar kalau udah pukul 4 pagi, dan akan muncul suara-suara penghakiman atas diri sendiri seperti : "You are so stupid beny, 10 hours doing useless thing?", "Are you insane?", "Udah tahun keempat masih aja kayak gini?", "Tugasmu masih belum kamu kerjakan" dan akan muncul perasaan bersalah yang amat dalam, dan kemudian berjanji untuk berubah. Berkomitmen untuk berubah. Dan meyakinkan diri kalau ini hari terakhir dan besok akan berubah. Dan seperti yang anda tahu, saya berbohong, hal itu masih berlanjut, procrastination still my last name.


DAMPAK PROCRASTINATION
Procrastination itu seperti penyakit kangker yang tidak terlihat di awal, namun terus bekerja menggerogoti sampai semuanya habis, dan pada akhirnya kita menanggung rasa sakit yang begitu dahsyat. Sebegitu parahnya kah?

Dosen favorit anda memberi anda tugas dan akan dikumpul minggu depan, karena anda seorang procrastinator sejati, anda tidak langsung mengerjakannya. Anda mengisi hari-hari anda seperti biasa dengan melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak penting. Kemudian dosen-dosen anda lainnya juga memberikan tugas-tugas baru. Tak terasa sampailah h-3 hari pengumpulan tugas tersebut, anda mulai khawatir dan berencana mengerjakannya sore ini. Masalahnya teman anda mengajak anda untuk kumpul makan bareng, sebenarnya bisa ditolak, namun berhubung cewek yang anda sukai ikut makan disana, alhasil anda mengorbankan tugas anda dan memilih untuk ikut makan bersama teman-teman anda tersebut (lol).

Oke tinggal 2 hari, anda galau mau mengerjakan yang mana, mau mengerjakan tugas atau membuat laporan praktikum dulu, soalnya laporan praktikum juga dikumpul di hari yang sama. Dan tambah lagi pada hari itu anda dapat informasi kalau ada beasiswa dan deadlinenya besok, beasiswa ini padahal udah anda tunggu lama kedatangannya, tapi karena ga ada waktu lagi untuk ngurus berkas2nya karena anda saat itu mulai menyicil laporan praktikum, dan pupus sudah untuk menerima beasiswa tahun ini. H-1 pengumpulan tugas, sepulang kuliah anda mulai menyalakan laptop, namun seperti biasa, sebelum mengerjakan tugas, anda perlu penetrasi menghibur diri dengan nonton video youtube sembari menunggu mood datang. Wah gak nyadar udah 3 jam terlewat. Karena panik, ya biasanya otak anda sangat mudah terdistraksi, dan akhirnya buka-buka medsos dulu. Dan motivasi akhirnya datang juga, ngelihat jam, udah pukul 7 malam (siapa ini yang mengeluarkan jutsu, sehingga waktu berjalan sangat cepat). Mata udah ngantuk dan memerah.

Anda minum kopi sembari mulai mendownload materi kuliah anda dari papirus (web akademik) untuk mengerjakan tugas tersebut. Selang beberapa jam, nambah kopi lagi yuk, udah habis yang tadi. Sudah jam 1 pagi, disini anda belum menulis sedikitpun, baru membaca referensi biar mengerti dulu konsep dasarnya, kalau sudah mengerti kan gampang nanti nulisnya. Mata sudah berat banget, beli kratingdaeng dulu pagi-pagi subuh ke indom*ret terdekat. Dan kemudian anda mulai mengejar menulis tugas anda h-3 jam. Tetapi akhirnya tugas anda selesai juga.

Apa bedanya kalau gitu sama yang gak procrastinator? Wah jelas beda dong.

  • Kamu baru saja kehilangan kesempatan untuk mendapatkan beasiswa tahun ini. Kamu ga jadi untuk membeli sepatu baru seperti yang kamu rencanakan sebelumnya.
  • Jika dibandingkan dengan teman anda yang mengerjakan tugas jauh-jauh hari, apakah anda yakin tugas anda lebih baik?. 
  • kamu baru saja meminum 2 gelas kopi, 1 kaleng kratingdaeng, tidak tidur semalaman, pergi pagi-pagi subuh ke luar kamar kos. Selamat anda baru saja menyiksa diri anda. Hal tersebut sebenarnya berdampak sangat besar bagi kesehatan anda, tapi karena kita masih muda, ya jadinya ga terlalu kerasa, tapi percayalah itu sangat buruk bung.
  • Kamu tidak akan konsentrasi mengikuti seluruh kuliah pada hari itu, dan hari itu seakan menjadi hari yang cukup panjang. Belum lagi anda masih memiliki tugas untuk mengerjakan laporan praktikum yang dikumpul siang ini. 
  • Ternyata dosen anda sedang mencari kandidat yang akan mendapatkan beasiswa melanjutkan S2 keluar negeri. Karena belum kenal sama mahasiswanya, makanya ia menjadikan tugas tadi sebagai tolak ukur, karena anda tidak maksimal dalam mengerjakan tugas, sayang sekali, anda tidak mendapat kesempatan untuk sekolah ke luar negeri, dan gantinya teman anda yang berangkat.
Poin diatas hanyalah dampak jangka pendek dari procrastination, dan itupun sudah sangat merugikan. Bagaimana dengan dampak jangka panjangnya? Faktor kesejahteraan, karir dan kesehatan anda di masa yang akan datang sungguh dipengaruhi oleh hal ini.

Problems that are procrastinated on are only amplified, and we are the ones who pay the price.
Itu semua tergantung keputusan kita, hidup ini adalah pilihan, Apakah aku harus ikut kumpul bareng dengan temanku dan si doi atau mulai mengerjakan tugas ini? Apakah aku mulai bergerak mengerjakan tugas setelah tugas diberikan atau nanti saja? Apakah ini atau itu? Semuanya tergantung plihan. Rory Vaden dalam bukunya mengatakan, dalam memutuskan sesuatu pasti ada 2 kriteria yang berlawanan yang mempengaruhi keputusan kita. Salah satu bagian otak kita memproses emosi dan impuls, meyakinkan kita untuk memilih berdasarkan kenyamanan yang kita rasakan. Bagian lainnya adalah bagian analitis, yang membantu kita untuk bersikap rasional dan logis. Kedua hal ini berlawanan. Secara logis, sebenarnya kita tahu apa yang kita harus lakukan, tapi secara perasaan, kita mengetahui apa yang ingin kita lakukan. Kecenderungan kita adalah memilih berdasarkan perasan dan emosi. Sehingga logika dan rasionalitas tersingkirkan. Itulah mengapa kalau kita perhatikan bersama, kita bisa menghabiskan berjam-jam di depan internet tanpa sadar. Karena logika kita kalah jauh dari emosi dan perasaan.

Keputusan kita yang hanya befokus pada kenikmatan jangka pendek sering sekali menipu dan yang pada akhirnya akan memaksa kita untuk mengerjakan usaha yang jauh lebih besar.
What seems easy in the short term really isn't easy in the long term
Sungguh besar dampak yang ditimbulkan oleh kata "Procrastination". Dan biasanya akan kelihatan di masa-masa akhir. Orang yang dahulunya memaksa dirinya untuk tidak mengikuti kenyamanan atau perasaan nikmat sesaat akan mendapatkan hasil yang jauh lebih besar dari orang-orang procrastinator. Sebuah kata bijak yang sungguh tajam untuk hal ini adalah Winning is a habit, unfortunately, so is lossing. 


Ayo kita lihat lagi dari scope yang lebih luas, dari beberapa sumber terpecaya, saya mendapatkan data statistik yang menunjukkan bahwa 26,23% masyarakat Indonesia mengalami obesitas, lebih kurang 300.000 pasangan bercerai setiap tahunnya, 7.4 juta orang menganggur pada agustus 2013 dan semakin meningkat, dan 2 jam 45 menit adalah rata-rata waktu yang dihabiskan penduduk Indonesia menggunakan media sosial. Indonesia berada di urutan 102 dari daftar negara-negara dengan indikator GDP.

Siapa yang menyumbang buruknya data statistik diatas, siapa lagi kalau gak kita. Itu semua karena kita masih belum bisa move on dari Procrastination. Wah sungguh mengerikan.

Lantas bagaimana caranya untuk bisa move on dari procrastination? Sabar dulu, yang penting kita sadar dulu kalau procrastination, deadliners itu ga baik. Bagaimana caranya untuk berubah, kita pelajari bersama di artikel selanjutnya. :D

Part 2 of 10 klik disini

Unknown Engineer and Blogger

Halo saya Beny Septian Pardede, semoga apa yang saya bagikan bisa berguna bagi anda dan orang disekitar anda, tetap berpikir kritis dan jangan terima begitu saja setiap tulisan yang saya buat, ambil yang berguna dan silahkan beri saran yang sopan di kotak komentar dibawah jika tulisan yang saya buat bertentangan dengan nilai yang anda pegang, Terimakasih.

No comments:

Post a Comment